PUISI: Jangan Marah Sayangku
Jangan marah sayangku
Matahari baru tersenyum
Hari baru dimulai
Butiran embun masih menetes
Ketika engkau marah
Engkau pancarkan cahaya
Cahaya api yang menyala
Bagai api dari neraka
Aku takut engkau merugi
Aku takut engkau tersakiti
Aku takut engkau meradang
Aku takut engkau menangis
Aku pun terdiam
1000 zikir kukirimkan
Agar sang jiwa melayang
Menghampiri taman surga
Kubuka pintu taman surgawi
Melihat kumpulan bidadari hijau
Bermata embun nan bening
Kusiram dengan jiwa yang tenang
Hingga suatu hari yang damai
Kutemukan kembali
Sang mutiara terpendam
Ratu bidadari yang tersiram
Tersiram cahaya ilahi
Tersiram air surgawi
Yang menari dan menarik hati
Hingga waktu tiada terhenti
Asrulsani Abu
(24/09/2018/BSD City)
Mutiara Hikmah
« مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ
دَعَاهُ اللَّه سُبْحَانَهُ عَلَى رُؤُوسِ الْخَلائِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ
مِنَ الْحُورِ الْعينِ مَا شَاءَ ».
“Barangsiapa mampu menahan amarah padahal ia mampu untuk
melampiaskannya, maka Allah memanggilnya di hadapan para makhluk hingga
Dia memberikan hak untuk memilih yang ia suka dari bidadari.” (HR. Abu
Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, hadits hasan. Lihat Shahih al-Jami’: 6518)PUISI: Jangan Marah Sayangku |
Video
<div><iframe width="640" height="360" src="http://www.kizoa.com/embed-220787065-2441526o1l1" frameborder="0" allowfullscreen></iframe><br /><a href="http://www.kizoa.com/Movie-Video-Slideshow-Maker/d220787065k2441526o2l1/sani"><b>Sani</b></a></div>
Comments