Syair: Dari Timur Menatap Mentari
Syair Dari Timur Menatap Mentari
Dari timur menatap mentari.
Gemah ripah loh jinawi
Dari ujung mencari surgawi.
Tanah suci idaman hati.
Dari timur tanah bergejolak
Dari barat samudra menerjang.
Rumput terbakar lahan menghitam.
Alam bergolak untuk siapa.
Sang burung mengepak sayap.
Mencari hunian tanah dan air.
Ular naga memeluk negeri
Banteng membentengi diri.
Semut bergerombol ke seluruh negeri.
Hutan lahan ditebang sendiri.
Gunung karang dibuat sendiri.
Ada aspirasi untuk kebaikan diri.
Membangun negeri damai tak sendiri.
Ibu pertiwi menangis sedih hanya berteriak didalam hati.
Bapak merespon tak berwicara.
Melihat anak berteriak tak beretika.
Karena jujur hanya omongan.
Kejujuran menjadi langka.
Bagai emas dan permata.
Jikapun ada akan disimpan.
Entah untuk hari yang kapan.
Pahlawan dicari muncul sang wali.
Bukan tuk merusak yang hakiki.
Meluruskan niat untuk peduli.
Untuk keadilan yang sejati.
Jika mahasiswa beraspirasi
Bukan untuk dikebiri.
Tapi lihatlah dalan hati.
Pikiran murni dengan jiwa yang suci.
Jabatan bukan yang utama.
Pengabdian diri yang utama.
Turun ke jalan bukan tujuan.
Belajar mandiri jadi tujuan.
Makassar.
September 2019.
Comments