Puisi: Sang Pinokio atau Sang Wali




Sang Pinokio atau Sang Wali.

Sang penulis menulis kisah.
Kisah boneka kayu yang hidup.
Boneka yang mirip kita.
Dapat hidup dan berbicara.

Boneka buatan manusia, bukan manusia.
Manusia kayu yang berbicara.
Sang wali, bukan buatan manusia
Makhluk berjiwa yang berbicara.

Boneka yang hidup dapat berbohong.
Manusia yang hidup mampu berbohong.
Tapi hati dan jiwa yang hidup tak mampu menutup kebohongan.

Sang pinokio yang berbohong, panjang hidung mematahkannya.
Sang wali mengambil alih
Memutar fakta yang hakiki.
Merubah palsu menjadi sejati.

Rumput mulai bergoyang, terbakar api dan ditiup angin.
Garuda muda bergerombol, melepas amarah dan benci.
Banteng di benteng dan dikunci.

Memutar sejarah yang dulu
Babak baru cerita lama.
Sejarah lama yang terulang.
Perubahan kecil kembali diulang.

Tak ada pinokio, tak ada sang wali.
Manusia sejati mengambil alih.
Tak lagi bohong dan pamrih.
Bekerja dengan hati dan nurani.

Perubahan terus berlanjut
Ada gerak, ada akibat.
Gerakan yang berjilid menanti.
Untuk kemakmuran sejati.

Dari barat ke timur
Dari timur ke barat.
Dari melarat ke buntu.
Bunga yang layu, besi yang berkarat.

Sang wali tak percaya lagi.
Sang pinokio tak bicara lagi.
Manusia sejati merebut kembali.
Kekuasaan hakiki yang sejati.

Sang pemilik bertepuk tangan.
Semua menang sesuai rencana.
Kerugian tak berlanjut.
Keberuntungan yang datang.


Asrul Sani Abu
September 2019.



Comments

Popular Posts