Tentang Orang Bugis
Orang Bugis adalah salah satu suku dari ribuan suku yang ada di Indonesia. Orang Bugis artinya orang Sulawesi Selatan yang berasal dari suku Bugis terutama mereka yang berasal dari beberapa kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan yaitu kabupaten Bone, Pare-pare, Barru, Rappang, Soppeng, Luwu, Wajo, Selayar dan Bulukumba. Orang-orang Bugis ini, kemudian banyak yang merantau ke Kota Makassar sebuah kota multietnis termpat bercampurnya suku-suku lain yang ada di Sulawesi Selatan seperti suku Makassar, Mandar, dan Toraja. Dalam menganut kepecayaan hampir 100% suku Bugis, Makassar dan Mandar memeluk agama Islam, sedangkan suku Toraja yang berada di ujung utara Sulawesi Selatan memeluk agama Kristen.
Orang Bugis, umumnya dikenal sebagai sosok yang ulet, cerdas, berani dan suka berpetualang. Darah ini memang diturunkan dari nenek moyang yang seorang pelaut ulung yang berani mengarungi lautan dengan perahu Phinisinya. Karena sosok yang pemberani itulah maka tidak jarang setiap tantangan akan selalu berani dihadapinya walau maut taruhannya.
Orang Bugis, dikenal juga sebagai orang yang pantang menyerah, karena semboyan yang ditorehkan semenjak dari jaman dahulu kala berupa kalimat: Sekali Layar Terkembang Pantang Biduk Surut ke Pantai. Semboyan inilah yang selalu dibawa, setiap perantau Bugis agar dapat sukses di perantauannya. Kata-kata inilah yang seringkali memberi semangat jika orang Bugis, sedang menghadapi suatu permasalahan.
Dalam menghadapi masalah, diharapkan setiap orang Bugis tidak lari dari masalah, namun sebaliknya dapat menghadapi masalah tersebut dengan gagah berani bagai pelaut yang berani menghadapi lautan luas.
Tidak jarang, orang Bugis tampil didepan untuk memberikan ide-ide dan solusi serta tampilan yang berbeda dengan orang kebanyakan.
Beberapa nama orang Bugis yang selalu menjadi teladan bagi orang Bugis adalah:
- Prof. DR. Eng. BJ. Habibie, seorang jenius dalam teknologi pesawat dan mantan presiden RI. Beliau lahir di Parepare Sulawesi Selatan
- Drs. Jusuf Kalla, pengusaha dan negarawan yang sukses serta mantan wakil presiden RI, beliau lahir di Bone Sulawesi Selatan.
- Baharuddin Lopa SH, seorang praktisi hukum yang berani dalam membela idealisme, beliau lahir di Mandar Sulawesi Selatan.
- Jenderal M. Yusuf, sosok jenderal yang berani dalam membela kebenaran, beliau lahir di Bone Sul-Sel.
- Tanri Abeng MBA, Seorang Manajer pertama Indonesia yang berjulukan Manajer 1 Milyar. Lahir di Pulau Selayar Sul-Sel.
- Sophan Sophiaan, seorang artis dan anggota DPR yang memegang teguh idealismenya lahir di Makassar.
- Prof. Quraish Shihab, lahir di Rappang Sulawesi Selatan adalah seorang ulama Islam yang ahli dalam bidang tafsir Al-Quran.
- Abraham Samad, lahir di Makassar adalah seorang ketua KPK dan pejuang Anti Korupsi.
- Prof. Dr. Nasaruddin Umar, lahir di Bone Sulawesi Selatan adalah seorang wakil menteri agama RI yang bersahaja dan pandai dalam berdialog.
- Mario Teguh, lahir di Makassar adalah seorang motivator Indonesia yang inspiratif dan cerdas dengan "Golden Ways"nya mampu memberikan nilai-nilai positif dan semangat dalam hidup yang lebih baik dan lebih sukses.
- Ustad Nur Maulana, seorang ustad yang terkenal lucu namun paham ilmu Islam, dalam setiap memberikan ceramah berkesan lucu dan mudah dipahami. Beliau lahir di Makassar Sulawesi Selatan.
- Andi Meriam Mattalatta, seorang artis penyanyi cantik dengan suara yang merdu. Ibu manis ini lahir di Makassar Sulawesi Selatan.
Dari beberapa nama orang Bugis ini, bisa dilihat karakter orang Bugis secara umum yaitu:
Memiliki keteguhan dalam keyakinan
Memiliki kemauan yang keras, sehingga terkesan keras kepala dan tidak mau mengalah
Memiliki keberanian yang luar biasa, jika berada di pihak yang benar.
Memiliki keuletan dalam belajar dan bekerja.
Memiliki keinginan untuk selalu berbagi terutama dalam kesetiakawanan.
Memiliki rasa kepatuhan yang amat tinggi terutama pada orang tua.
Mengutamakan keluarga dan kasih sayang.
Mengutamakan keluarga dan kasih sayang.
Setiap orang Bugis, biasanya jika berada di perantauan umumnya akan saling membantu dalam kesetiakawanan. Orang Bugis tidak akan berani merugikan sesama orang Bugis, namun sebaliknya akan selalu berusaha saling membantu karena selalu ada dalam ikatan emosional yang diturunkan sejak zaman dahulu kala.
Orang Bugis, umumnya selalu ingin berada di posisi terdepan, dalam kegigihan dan keberanian karena orang yang penakut dianggap bukanlah orang bugis dan dianggap Siri (malu). Untuk itu, banyak yang rela mati demi mempertahankan Siri (harga dirinya). Karena kerelaannya mempertaruhkan nyawa demi harga diri, maka tidak jarang terkesan keras. Padahal didalam hati setiap insan Bugis selalu mengutamakan perasaan dalam berperilaku sehari-hari.
Orang Bugis, menjunjung tinggi kesopanan dalam bertingkah laku terutama kepada orang tua dan orang yang dituakan.
Bugis atau To Ugi, umumnya lebih suka menjadi kepala atau pimpinan dalam setiap kegiatan. Ini dikarenakan The Need of Achievement yang tinggi. Olehnya itu, orang Bugis jika merantau lebih banyak menjadi wirausaha atau saudagar agar bisa menyalurkan kebutuhan untuk sebuah "pencapaian" agar dapat menjadi sebuah kebanggaan bagi orang tua dan keluarga kelak.
Umumnya orang Bugis, jika sudah sukses merantau akan menetap di tempat perantauannya dan berusaha membangun lingkungan keluarganya dimana dia berada.
Suku Bugis, di dunia memiliki ikatan yang kuat terutama dalam organisasi yang dikenal dengan nama KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan). Ikatan kekeluargaan ini mencakup suku-suku lain di Sulawesi Selatan seperti Makassar, Mandar. dan Toraja.
Setiap orang Bugis, sebenarnya akan mendahulukan pendekatan hati dan kelembutan terlebih dahulu dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika orang Bugis dihargai maka akan menjadi orang yang sangat baik dan akan mengorbankan segalanya bahkan nyawanya demi menjaga nama baiknya. Karena keberaniannya dalam mengorbankan nyawanya maka terkesan keras, padahal kekerasan adalah hal terakhir dilakukan untuk menjaga nama baiknya.
Jika ingin mengetahui orang Bugis, datanglah ke wilayah Soppeng dan Bone umumnya mereka berbicara bagai berirama lembut dan mendayu karena memang lokasi mereka berada di pegunungan. Lain halnya jika orang Bugis tersebut berasal dari wilayah pantai seperti Pare-pare atau Bulukumba maka terkesan ramai dalam berbicara.
Orang Bugis sangat menjunjung kesetiakawanan olehnya itu, banyak yang berhasil karena adanya bantuan dan pertolongan sesama orang Bugis-Makassar di perantauannya. Karena kesetiakawanan inilah terkadang pantang untuk merugikan orang Bugis lain, kecuali jika memang sebuah hukum memang harus ditegakkan maka kepentingan hukumlah yang harus ditegakkan.
Strategi orang Bugis adalah melalui lidah atau diplomasi yang mengutamakan penggunaan hati dan akal, atau bisa juga dengan badik (duel) yang digunakan untuk mempertahankan kehidupan dan terakhir dengan pernikahan atau kasih sayang yang digunakan untuk memperpanjang keturunan dan kebaikan. Dan umumnya saat ini lebih banyak digunakan strategi dengan diplomasi dan pernikahan karena strategi ini lebih banyak memberikan manfaat dan keuntungan baik untuk diri sendiri maupun untuk nama baik keturunan suku Bugis.
Suku Bugis, di dunia memiliki ikatan yang kuat terutama dalam organisasi yang dikenal dengan nama KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan). Ikatan kekeluargaan ini mencakup suku-suku lain di Sulawesi Selatan seperti Makassar, Mandar. dan Toraja.
Setiap orang Bugis, sebenarnya akan mendahulukan pendekatan hati dan kelembutan terlebih dahulu dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika orang Bugis dihargai maka akan menjadi orang yang sangat baik dan akan mengorbankan segalanya bahkan nyawanya demi menjaga nama baiknya. Karena keberaniannya dalam mengorbankan nyawanya maka terkesan keras, padahal kekerasan adalah hal terakhir dilakukan untuk menjaga nama baiknya.
Jika ingin mengetahui orang Bugis, datanglah ke wilayah Soppeng dan Bone umumnya mereka berbicara bagai berirama lembut dan mendayu karena memang lokasi mereka berada di pegunungan. Lain halnya jika orang Bugis tersebut berasal dari wilayah pantai seperti Pare-pare atau Bulukumba maka terkesan ramai dalam berbicara.
Orang Bugis sangat menjunjung kesetiakawanan olehnya itu, banyak yang berhasil karena adanya bantuan dan pertolongan sesama orang Bugis-Makassar di perantauannya. Karena kesetiakawanan inilah terkadang pantang untuk merugikan orang Bugis lain, kecuali jika memang sebuah hukum memang harus ditegakkan maka kepentingan hukumlah yang harus ditegakkan.
Strategi orang Bugis adalah melalui lidah atau diplomasi yang mengutamakan penggunaan hati dan akal, atau bisa juga dengan badik (duel) yang digunakan untuk mempertahankan kehidupan dan terakhir dengan pernikahan atau kasih sayang yang digunakan untuk memperpanjang keturunan dan kebaikan. Dan umumnya saat ini lebih banyak digunakan strategi dengan diplomasi dan pernikahan karena strategi ini lebih banyak memberikan manfaat dan keuntungan baik untuk diri sendiri maupun untuk nama baik keturunan suku Bugis.
Comments