Kondisi Bisnis Bulan Januari
Seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang pembuatan kusen aluminium dan kayu di BSD, datang ke tempat saya dan berkeluh kesah tentang kondisi keuangan perusahaannya yang sedang defisit. Dia mengeluhkan banyaknya pelanggan yang telat melakukan pembayaran, sehingga menyebabkan kondisi keuangan dalam kondisi yang merugi. Dalam kondisi ini, beliau jadi berpikir untuk menjadi pegawai saja daripada berbisnis tapi modal terus menerus tergerus habis. Padahal omset yang sudah beliau dapatkan sebesar Rp. 50.000.000 per bulannya....
Sebenarmya....
Dalam siklus bisnis, bulan januari adalah bulan yang sangat menguras tenaga, pikiran dan keuangan kita.
Mengapa? karena di bulan awal tahun baru ini, umumnya setiap orang telah "kehabisan" uang. Uang mereka telah banyak dihabiskan dalam liburan akhir tahun. Bahkan pemerintah kitapun, telah menghabiskan anggarannya di bulan Desember.
Jadilah bulan Januari merupakan bulan "puasa" bagi pengusaha umumnya. Bulan ini sangat menguras tenaga dan mental kita, sehingga biasanya para pengusaha pemula menjadi gamang, apakah kita akan terus menjadi pengusaha atau kembali menjadi pegawai....
Bulan Januari ini sungguh menguras kondisi keuangan pengusaha terutama pengusaha pemula. Jangan sampai kita terlena dalam kegiatan penghamburan uang atau liburan panjang yang selalu terjadi di akhir tahun, karena di bulan Januari banyak orang atau pelanggan yang akan mengalami penundaan dalam pembayaran. Berhati-hatilah di bulan Januari di setiap awal tahun.
Solusinya adalah setiap pengusaha mempersiapkan dana taktis di bulan-bulan sebelum bulan Januari untuk menutupi kemungkinan defisit keuangan yang umumnya terjadi pada bulan Januari ini.
Nah, bagaimana kalau kondisi sudah terlanjur defisit?
Gunakan beberapa ide kreatif yang dapat membantu anda dalam meningkatkan penjualan anda. Lakukan promosi word of mouth communication (silaturrahim).
Kita bisa juga melakukan beberapa "Social Strategy" ("sedekah") yang bisa memboosting kondisi keuangan kita. Sedekah tidak hanya memberikan kita rasa syukur akan apa yang telah kita rasakan, namun hal ini akan membuka pintu ide kreatif yang akan memberikan cara dan strategi untuk mendapatkan surplus kembali.
Kita bisa juga melakukan beberapa "Social Strategy" ("sedekah") yang bisa memboosting kondisi keuangan kita. Sedekah tidak hanya memberikan kita rasa syukur akan apa yang telah kita rasakan, namun hal ini akan membuka pintu ide kreatif yang akan memberikan cara dan strategi untuk mendapatkan surplus kembali.
Umumnya pengusaha yang sudah berpengalaman melakukan hal ini untuk meningkatkan penjualannya.
Cobalah dan perhatikan apa yang terjadi...
Semoga bermanfaat.
Comments