Kota Tangsel, Riwayatmu, Kini dan Masa Depan.


Kota Tangsel. Riwayatmu, Kini dan Masa Depan. 

Pertama kali saya tinggal di wilayah Tangerang Selatan sekitar tahun 2007. Saat itu masih menjadi wilayah kabupaten Tangerang, propinsi Jawa Barat. Di jaman tersebut pemerintah pusat sedang menggalakkan program otonomi daerah yang bertujuan untuk memberikan otonomi kepada daerah dalam mengelola wilayahnya masing-masing. 

Warga masyarakat kota Tangerang Selatan telah mengambil momentum yang tepat dengan mengawali pemekaran kabupaten Tangerang menjadi kota Tangerang Selatan. Semua ini karena banyaknya hambatan dan masalah yang dihadapi masyarakat serta ada banyak fasilitas yang terabaikan. 

Pembentukan kota baru ini semata-mata agar tercipta kemakmuran dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh warga. Kota Tangerang Selatan akhirnya berdiri pada tanggal 26 November 2008 yang disesuaikan dengan lambang kota Tangerang Selatan dengan 26 jumlah butiran padi, 11 butiran kapas dan 8 ikatan yang bermakna kemakmuran dan kesejahteraan. Bentuk keseluruhan logo berbentuk perisai. Bagian atas perisai dengan tulisan “KOTA TANGERANG SELATAN” warna merah dan dasar putih. Bagian tengah perisai terdapat gambar bintang, rumah adat, setangkai padi dan bunga kapas serta 8 (delapan) ikatan, pena dan buku, bingkai segi lima, 7 (tujuh) trap pondasi, dan hamparan berwarna hijau kebiruan. Bagian bawah berupa pita bertuliskan slogan atau motto Kota Tangerang Selatan “Cerdas, Modern dan Religius”. 

Lambang kota yang memiliki perisai mengandung arti perlindungan, keamanan, penegakan hukum, dan dalam arti luas mengandung makna pengamalan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Logo bintang mengandung arti Ketuhanan, melambangkan bahwa masyarakat Tangerang Selatan berkeyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, saling menghormati sesama dan antar pemeluk agama didalam kehidupan bermasyarakat. Rumah khas daerah dengan beranda tempat orang berkumpul (blandongan) melambangkan tempat atau wadah yang akan melahirkan satu tekad ataupun tujuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan agar membawa kemajuan bagi masyarakat Kota Tangerang Selatan. 

Tujuh trap pondasi melambangkan adanya tujuh wilayah kecamatan saat terbentuknya Kota Tangerang Selatan, yaitu
1. Kecamatan Pamulang. Dengan luas 2.682 Ha
2. Kecamatan Ciputat. 1.838 Ha
3. Kecamatan Ciputat Timur. 1.543 Ha
4. Kecamatan Pondok Aren. 2.988 Ha
5. Kecamatan Serpong. 2.404 Ha
6. Kecamatan Serpong Utara. 1.784 Ha
7. Kecamatan Setu. Dengan total luas wilayah 1.480 Ha 


Hampir dapat dipastikan manakala sekelompok orang atau mayoritas masyarakat sebuah wilayah sudah sampai pada fase kehidupan cerdas dan modern, maka sesungguhnya masyarakat tersebut dapat juga dikatakan sudah masuk pada fase religius.

Terbentuknya masyarakat yang religius berakhlak mulia, jujur serta bertoleransi antar sesama warga. Pada tahun 2007, Pemerintah Kabupaten Tangerang menyiapkan dana Rp 20 miliar untuk proses awal berdirinya Kota Tangerang Selatan. Dana itu dianggarkan untuk biaya operasional kota baru selama satu tahun pertama dan merupakan modal awal dari daerah induk untuk wilayah hasil pemekaran. Selanjutnya,

Pemerintah Kabupetan Tangerang menyediakan dana bergulir sampai kota hasil pemekaran mandiri. Kemudian pada 29 Oktober 2008, pembentukan Kota Tangerang Selatan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, dengan tujuh kecamatan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang yang telah disetujui oleh DPRD Kabupaten Tangerang pada 27 Desember 2006. 

Adapun kepala daerah yang pernah memimpin di kota Tangerang Selatan adalah:
1. HM. Shaleh MT, pejabat wali kota (24 Januari 2009—18 Juli 2010)
2. H. Eutik Suarta, S.H. pejabat wali kota (18 Juli 2010—24 Januari 2011)
3. Hidayat Djohari, penjabat wali kota (24 Januari 2011—20 April 2011)
4. Airin Rachmi Diany sebagai wali kota dan Benyamin Davnie sebagai wakil wali kota (menjabat sejak 20 April 2011)

Masyarakat Tangerang Selatan terdiri dari beberapa suku terutama suku Sunda, Betawi, Jawa dan warga dari daerah lainnya. Menurut data Biro Pusat Statistik 2016 jumlah penduduk Tangsel sudah mencapai 1.593.832 orang. Pendapatan asli daerah mencapai 3 triliun di tahun 2018. Angka ini melebihi dari target pemerintah sebesar 2.9 triliun. Hal ini termasuk fantastis jika dibandingkan kota lainnya yang sudah lebih dulu berdiri. 

Pesatnya pertumbuhan kota Tangerang Selatan tak lepas dari pengaruh pesatnya pertumbuhan penduduk yang disertai pesatnya pertumbuhan property di wilayah Tangerang Selatan yang pada akhirnya memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan kota. Pertumbuhan ekonomi yang pesat sebaiknya diimbangi dengan pembangunan saran dan prasarana yang lebih merata untuk kemakmuran dan kesejahteraan warga Tangerang Selatan. Perwujudan kota Tangerang Selatan sebagai kota wisata yang telah dimulai dari para pembangun properti perlu diberikan stimulus yang kuat agar lebih baik dan merata ke seluruh penjuru Tangerang Selatan.

Beberapa program baru untuk kota baru yang perlu atau bahkan "wajib" dijalankan di masa depan adalah:

  1. Program Pemerataan Sarana dan Prasarana untuk Masyarakat Tangerang Selatan "Happy Road". Membangun jalan yang lebih luas dan lebih mulus di seluruh jalan Tangerang Selatan serta merapikan trotoar dengan mempercanti setiap sudut jalan, selokan semua tertutupi serta jalan hambatan (polisi tidur) yang lebih tertata dan aman bagi pengguna jalan. Keterlambatan dalam pembangunan jalan akan mengakibatkan kota Tangsel menjadi kota yang macet seperti Jakarta.
  2. Program Lingkungan Hidup "Zero Garbage". Menjamin kebersihan taman dan lingkungan serta sepanjang jalur sungai. Sungai-sungai bersih dari limbah dan sampah. Kesadaran lingkungan bersinergi dengan instansi hukum dan kepolisian. 
  3. Program Kewirausahaan "Great Entrepreneur". Menjamin ketersediaan lapangan kerja bagi angkatan kerja serta mengurangi tingkat penggangguran bahkan jika memungnkinkan "zero unemployed" dengan memberikan bantuan serta pendidikan kewirausahaan. 
  4. Program Kesehatan "Healthy Life". Memberikan layanan kesehatan 24 jam secara gratis dengan adanya call center ambulans yang mudah dihubungi seperti call center 111 untuk seluruh dinas. Membangun Rumah Sehat untuk pendidikan dan kesehatan bagi warga yang kurang mampu serta membangun sinergi dengan rumah sakit properti untuk kebaikan masyarakat. 
  5. Program Pendidikan "Full Life Learning". Memberikan pendidikan gratis untuk seluruh anak didik dari SD-SMA bahkan hingga perguruan tinggi dengan membangun sinergi dengan pelaku usaha serta ikatan dinas. Pembangunan sarana perpustakaan dan museum yang digabungkan dengan sarana rekreasi atau pusat perdagangan.
  6. Program Wisata Dunia "World's Best Destination". Membangun tempat-tempat wisata yang "iconic" yang mendunia sesuai dengan nilai-nilai kebaikan, kenyamanan dan keragaman. Tempat wisata menyatu dan bersinergi dengan program perumahan properti yang lebih dulu berkembang pesat. 9 danau yang telah ada direnovasi dan dikembangkan secara professional untuk kepentingan masyarakat dan keluarga Tangerang Selatan.
  7. Program Pembangunan Rumah Ibadah "One God for All - All for Allah". Membangun rumah ibadah yang bersih, aman dan nyaman untuk seluruh umat di Indonesia. Setiap rumah ibadah saling bersinergi dan saling bertoleransi semata-mata untuk kebaikan dan kemakmuran bersama. Jika Bandung dan kota Makassar memiliki masjid terapung, maka bukan tidak mungkin kota Tangsel bisa memiliki masjid yang berada di danau atau Situ yang lebih asri, aman dan nyaman.
  8. Program  Pembangunan Stadion Olah Raga "Tangsel Stadium". Kota Tangerang Selatan yang memiliki dana yang besar belum memiliki stadion sepak bola dan sarana olah raga yang terintegrasi (Tangsel Sport Stadium). Jika DKI memiliki Gelora Bung Karno, maka Tangerang Selatan bisa membangun "Gelora Semangat Nusantara".
  9. Program Kesenian "Tangsel Art and Beautiful". Membangun lokasi seni yang bernuansa nusantara yang tampil beda dan menarik serta membanggakan. Jika kota lain ada Opera Sydney, Tangsel bisa membangun Gedung Kesenian Tangsel yang indah bercita rasa seni yang tinggi dengan menggabungkan berbagai ahli seni dan karya seni dari seluruh penjuru negeri.
  10. Program Tangsel Bersih dengan pemberantasan korupsi dengan "Zero Corruption". Pemberantasan korupsi hingga bersih ke akar-akarnya dengan menggandeng seluruh pihak juga terutama dimotori oleh dinas agama dan dinas pendidikan yang bisa saling bersinergi dalam memberikan kesadaran secara total.  

Kota Tangsel, Tangerang Selatan adalah kota yang pesat dalam pertumbuhan penduduk dan ekonominya di Banten.

Kota yang memiliki pendapatan samai 3 Triliun per tahun dengan kondisi tanah yang stabil, alam yang kaya dengan 9 danau asli dari sungai-sungai yang mengalir. 

Adapun 9 danau yang ada di Tangerang Selatan yang bisa dijadikan obyek wisata kelas dunia adalah:

  1. Tandon Ciater (Ciater Lake). Danau Ciater merupakan salah satu danau andalan wisata kota Tangsel yang sudah mulai menunjukkan jati dirinya sebagai salah satu danau indah dunia dengan fasilitas yang lengkap untuk olah raga dan berwisata bagi masyarakat kota Tangerang Selatan. Danau ini bisa terbangun dengan indah karena adanya kerja sama antara pemerintah kota Tangerang Selatan dengan pengembang properti yang ada di sekitar danau. Berkat adanya danau ini pula kota Tangerang Selatan mendapatkan penghargaan atas upayanya dalam memajukan dunia pariwisata Indonesia. Danau ini terletak di wilayah Taman Kota 2 BSD City Tangerang Selatan. 
  2. Situ Gintung (Gintung Lake). Salah satu danau yang cukup dikenal adalah danau Gintung atau Situ Gintung. Nama Situ Gintung sempat terkenal luas karena adanayaberita tentang bencana tragedi Situ Gintung yang memakan korban 100 jiwa dengan merusak sekitar 500 rumah warga karena akibat hujan deras sehingga mengakibatkan jebolnya tanggul yang ada di Situ Gintung. Danau Gintung sebenarnya adalah sebuah danau yang indah yang terletak di Cirendeu, Ciputat Tangerang Selatan. Kota ini telahmenjadi obyek wisata yang indah dengan beragam fasilitas yang lengkap sebagai sarana rekreasi keluarga yang cukup terjangkau. Danau Gintung telah diberikan hak pengelolaan dari pemerintah kepada swasta sehingga untuk masuk ke kawasan dikenakan biaya masuk. Padahal sebaiknya biaya yang masuk sebaiknya gratis namun jika ingin mendapatkan fasilitas tambahan maka ada biaya yang perlu dikeluarkan. 


Adapun ke tujuh danau lainnya yang ada di Tangerang Selatan masih perlu dilakukan pembangunan dan pelestarian yang terus menerus agar masyarakat dapat menikmati alam Tangerang Selatan dengan bebas dan gratis serta menjadi kota dengan 9 danau terindah dunia...suatu hari nanti.

Danau-danau tersebut yang membutuhkan tangan-tangan dingin yang terampil dan bercita rasa seni tinggi namun tetap mempertahankan keunikan alam adalah:

3. Situ Rompong/ Rompong Lake.
4. Situ Kayu Atap
5. Situ Bungur.
6. Situ Legoso.
7. Situ Parigi.
8. Situ Ciledug.
9. Situ Pamulang.

Salah satu contoh danau yang indah adalah Green Lake Australia. Di danau ini, dibuat taman disekitarnya sehingga orang-orang dapat menikmati danau dan bercengkerama bersama keluarga. Indonesia adalah negara yang lebih kaya dan lebih indah yang dibutuhkan adalah support dari pemerintah setempat agar dapat segera membangun dan melestarikan alam Indonesia menjadi alam yang terindah di dunia dengan sentuhan seni anak bangsa.

Jangan sampai ke tujuh danau yang masih tersisa ini diambil alih atau bahkan ditelantarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Sehingga mimpi menjadi kota 9 danau terindah dunia bukanlah suatu hal yang mustahil untuk dilakukan.


Comments

Popular Posts